Monday 27 February 2012

Ekonomi Kependudukan

Sejarah Perkembangan Kependudukan dan Transisi Demografi
I. Sejarah Perkembangan Kependudukan
Sekitar dua juta tahun yang lalu, jumlah total penduduk dunia masih terbatas. Sehingga manusia mulai membudidayakan bahan pangan melalui pertanian menetap sekitar 12.000 tahun yang lalu, jumlah penduduk dunia diperkirakan tidak lebih dari 5 juta jiwa.
Pada permulaan jaman Masehi, yaitu sekitar 2.000 tahun yang lalu, penduduk dunia telah bertambah menjadi 250 juta. Sejak tahun pertama sesudah Masehi hingga dimulainya Revolusi Industri pada tahun 1750, jumlah penduduk dunia meningkat dua kali lipat menjadi 728 juta jiwa. Angka ini masih kurang dari jumlah manusia yang sekarang memadati India. Selama 200 tahun berikutnya ( antara tahun 1750-1950), penduduk dunia bertambah sebanyak 1,7 miliar jiwa. Namun, hanya dalam kurun waktu empat dasawarsa terakhir ini yaitu antara tahun 1950 hingga tahun 1990, jumlah penduduk dunia meningkat lebih dari dua kali lipat sehingga mencapai 5,3 miliar manusia. Jika laju kecepatan pertumbuhan ini tidak berubah, maka jumlah penduduk dunia pada abad kedua puluh satu akan mencapai 6,1 miliar jiwa.
Entah bagaimana jadinya planet bumi kita ini pada tahun 2000 mendatang. Berdasarkan perhitungan pada ahli, penduduk dunia pada saat itu akan mencapai 8 milyar. Para ahli dan orang awam sama-sama tercengang melihat fakta perkembangan yang demikian cepat itu. Sehingga mereka sering mereka-reka atau membuat semacam spekulasi, salah satu spekulasi menyebutkan bahwa pada masa 900 tahun mendatang hanya akan terdapat area tempat tinggal 1/32 inci persegi untuk setiap orang didunia (Nuveen, 1966).
Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat dewasa ini disebabkan oleh transisi cepat yang melanda kecenderungan kependudukan dunia. Yaitu dari yang semula dicirikan oleh angka kelahiran tinggi dan angka kematian tinggi, ke kecenderungan baru yang ditandai oleh tingkat kematian yang rendah dan tingkat kelahiran yang tidak cukup rendah. Angka kelahiran di hamper semua Negara naju memang sudah terbialng rendah, akan tetapi angka kelahiran di kabanyakan Negara-negara berkembang masih terhitung tinggi, apalagi bagi sejumlah Negara yang belum lama melaksanakan upaya-upaya pengendalian kelahiran atau program keluarga berencana. 
        I.            Transisi Demografi Kependudukan
·        Definisi Demografi                
Kata transisi mempunyai arti perubahan atau perpindahaan, sedang demografi yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu “demos” yang berarti penduduk dan “grafien” yang berarti tulisan, atau dapat diartikan sebagai tulisan tentang kependudukan.
Banyak definisi tentang demografi, diantaranya :
- Demografi adalah suatu studi tentang jumlah, persebaran dan komposisi penduduk, serta perubahan ketiga faktor tersebut. Komponen-komponen perubahan semacam itu dapat dikenal sebagai natalitas, mortatilitas, migrasi dan mobilitas sosial. (Hauser dan Duncan, 1959:2)
- Demografi adalah study ilmiah tentang penduduk, terutama tentang jumlah, struktur dan perkembangannya (United nation,1958:3)
- Demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan
- Demografi adalah suatu studi tentang studi statistik dan matematika tentang jumlah, komposisi dan persebaran penduduk, serta perubahan faktor-faktor ini setelah melewati kurun waktu yang disebabkan oleh lima proses, yaitu : fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial. Meskipun analisis arah perkembangan masing-masing proses dan hasil akhir dari kelima proses ini masih bersifat descriptif dan komparatif, tetapi tujuan jangka panjangnya adalah mengembangkan suatu kerangka teori yang akan menerangkan apa yang digambarkan dan diperbandingkan. (Bouge, 1969: 1-2)
- Demografi melibatkan pengkajian yang mendalam tentang ukuran, penyebaran penduduk beserta komposisi penduduk, dan bagaimana ketiga komponen ini berubah mengikuti waktu.
- Demografi adalah Ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik ttg besar, komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui lima komponen yaitu kelahiran, kematian, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
- Penduduk adalah hasil tingkat kelahiran, tingkat migrasi dan tingkat kematian. Demografi lazim digunakan untuk menyebut study tentang sifat dan interaksi ketiga tingkat tersebut, serta pengaruh perubahan ketiganya terhadap komposisi dan pertumbuhan penduduk. (Howthorn,1970:3)
·        Teori Transisi demografi
1.      Teori Malthus.
            Thomas Malthus merupakan orang pertama yang menulis secara sistematis tentang bahaya dari pertumbuhan. Ia merupakan ahli politik ekonomi Inggris. Pendapat Malthus dikenal dengan “naturalaw” atau hukum alamiah yang mempengaruhi atauu menentukan pertumbuhann penduduk. Menurunya, penduduk akan terus bertambah lebihh cepat dibanding dengan pertambahan bahan makan. Kecuali terhambat oleh penyakit atau malapetaka
2.      Warren Thompson
            Teori ini muncul sebagai dampak dari fenomena pertumbuhan yang terus berlangsung hingga abad ke-20 hingga perang dunia pertama, yang merupakan akibat dari revolusi industri, beberapa diantara negara-negara itu seperti Perancis, Inggris dan Skandinavia menunjukkan bahwa pertumbuhannya telah terhenti atau adanya gejala akan berhenti.
            Teori hasil dari observasi Thompson dan kawan-kawan pada 1929 ini diberi nama “hipotesis transisi demografi”, dan sekarang teori yang telah diperbaiki ini dikenal dengan nama “theory of the demographic transition” atau teori transisi demografi. Teorii ini menggambarkan empat prooporsi yang saing berhubungan yang diinnyatakan menurut tahap-tahap sesuai dengan pertumbuhan dan berubahnya keadaan penduduk..
            Teori ini menggambarkan empat proporsi yang saling berhubungan yang dinyatakan menurut tahap-tahap sesuai dengan pertumbuhan dan berubahnya keadaan penduduk.
Tahap 1 : Jika Angka kematian tinggi sebanding dengan angka kelahiran, menghasilkan angka pertumbuhan nol (zero)
Tahap 2 : Jika Angka kematian menurun tidak disertai dengan penurunan angka kelahiran, maka akan menghasilkan angka pertumbuhan yang positif dan meningkat terus
Tahap 3 : Jika Angka kematian terus menerus dan disertai dengan menurunnya angka kelahiran, maka akan menghasilkan pertumbuhan yang positif akan tetapi menurun.
Tahap 4 : Jika Angka kematian dan angka kelahiran juga rendah, maka hasilnya adalah pertumbuhan yang semakin berkurang yang pada akhir akan mencapai nol (zero)
3.      Teori Transisi Demografi Blacker (1948)
Blacker membagi transisi demografi dalam 5 tahap :
1)      Stationer tinggi
Tingkat kelahiran yang tinggi, tingkat kematian yang tinggi dan pertambahan alami yang nol. Contohnya : Eropa pada abad ke 14
2)      Awal perkembangan
Tingkat kelahiran yang tinggi, tingkat kematian menurun dan pertambahan alami lambat. Contohnya : India sebelum tahun PD II
3)      Akhir perkembangan
Tingkat kelahiran menurun, tingkat kematian lebih cepat dari pada tingkat kelahiran dan pertambahan alami cepat. Contohnya :India setelah PD II
4)      Stationer rendah
Tingkat kelahiran yang rendah, tingkat kematian yang rendah, dan pertambahan alami nol/ sangat rendah. Contohnya : Amerika Serikat pada tahun 1930-an.
5)      Menurun
Tingkat kelahiran yang rendah, tingkat kematian yang lebih tinggi dari pada tingkat kelahiran, pertambahan alami negatif. Contohnya ; Perancis sebelum PD II.

4.      Transisi Demografi menurut Bogue (1965)
Tahap transisi sebagai berikut :
a.       Pratransisi (Pre- Transitional)
Ditunjukkan dengan tingkat fertilitas dan mortalitas yang tinggi.
b.      Tahap Transisi (Transitional)
Ditunjukkan dengan tingkat fertilitas tinggi dan tingkat mortalitas rendah.
c.       Tahap Pasca Transisi (Past Transitional)
Dinyatakan dengan tingkat fertilitas dan mortalitas sudah rendah.
Teori transisi demografi menggambarkan berubahnya tingkat pertumbuhan penduduk dari tingkat yang tinggi menuju tingkat yang rendah yang dapat dilihat melalui tiga tahapan.
ü      Pada tahap pertama, mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggii karena berada pada tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi, sehingga berlangsung lama. Tingginya tingkat kematian saat itu dikarenakan belum ditemukanya obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit. Ppada saat ini tingkat kelahiran yang tinggi juga disebabbkann oleh perseppsi masyarakat yang menganut paham banyak anak banyak rejeki, selain itu juga belum ditemukanya alat kontrasepsi.
ü      Pada tahap kedua, masuk pada tahap dimana tingkat kematian sudah mulai turun, hal ini disebabkan oleh ditemukanya “penicilin”. Namun tingkat kelahiran masih tetap tingi sebagai akibat dari penemuan penicilin yang secara tidak langsung membendung tingkat kematian yang tinggi/ menurunkann tingkat kematian
ü      Pada tahap ketiga, tingkat kelahiran sudah dapat dikendalikan, karena pada saat ini telah ada sistem pengobatan yang baik, serta telah ditemukanya slat kontrasepsi. Pada tahap ini di Indonesia sedang gencar-gencarnya program Keluarga Berencana. Selain itu pada tahap ini juga telah ada campur tangan dari pemerintah dan meningkatnya kesejahteraan keluarga dan pendidikan. Tingkat kematian dan tingkat kelahiran sudah mulai dapat seimbang.
Selengkapnya...

Friday 24 February 2012

Home Schooling

Home schooling becomes an attractive choice to parents this time. Schools have become increasingly unstable over the past couple of decades. Children play truant, violence is prevalent, children are bullied and the quality of education has decreased. That's why parents choose home schooling. However, there are pros and cons of home schooling.
Children who are home schooled can avoid many problems. For examples, children can study without fearing other students or teachers. It means that they are under their parents' supervision. Home schooling allows children to study at their own ability and speed. If a child is weak at math, a home schooling teacher can more focus on that lesson or skill. Another advantages is that home schooling keeps children on learning. There are many students in school do not appreciate their teacher. By home schooling, students can value learning.
However, home schooling also have disadvantages. First, home schooled children are usually less socialized. Traditional schools are places where students learn to interact with others and build social skills. On the other hand, home schooled children just interact with their teacher. They do not know working together or solving problem in a group. Second, sometimes home schooling has different educational plan. Therefore parents must choose the qualified person as the teacher, so that the children get the proper curriculum.
There are many advantages and disadvantages of home schooling. Therefore parents must make sure the children ability and teachers' quality before they decide to make their children home schooled.
 (sumber:http://www.sekolahoke.com/2012/01/discussion-text-home-schooling.html)
Selengkapnya...

Sunday 19 February 2012

Program Konversi Suhu Dengan Java

Berikut adalah program konversi suhu dengan java yang dulu pernah saya buat di waktu duduk di bangku perkuliahan semoga bisa membantu sedikit informasi yang di butuhkan oleh pembaca langsung saja di bawah ini:

import javax.swing.*;
public class konversi temperatur
{
    public static void main(String[]agrs)
    {
    double tempC,tempR,temF;
    String bilangan = JOptionPane.showInputDialog("Input Celcius:");
    System.out.println("Input angka:"+bilangan);
    tempC=Double.parseDouble(bilangan);

    tempR=tempC*4/5;
    tempF=tempC*9/5+32.0;
        System.out.println("Temperatur Celcius="+tempC);
        System.out.println("Temperatur Reamur="+tempR);
        System.out.println("Temperatur Farenheit="+tempF);
        system.exit(0);
        }
    }
Selengkapnya...