Berhasil atau tidaknya perusahaan adalah dapat melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan datang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Karena itu tugas manajemen untuk membuat perencanaan yang pada dasarnya kegiatan membentuk masa depan, yang pada intinya memutuskan berbagai macam alternatif & perumusan kebijakan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang.
Ukuran yang dipakai untuk melihat berhasil tidaknya manajemen perusahaan adalah laba yang diperoleh oleh perusahaan. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor :
a. volume produk yang dijual yang langsung mempengaruhi volume produksi, volume produksi mempengaruhi laba
b. Harga jual produk yang mempengaruhi volyme penjualan
c. Biaya yang menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki
Perencanaan laba jangka pendek dilakukan oleh manajemen dalam proses penyusunana anggaran perusahaan. Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen selalu menghadapi pertanyaan “what if’ yaitu pertanyaan apa yang akan terjadi jika sesuatu dipilih oleh manajemen. Perencanaan laba jangka pendek dapat dilaksanakan dengan mudah jika didasarkan pada laporan laba-rugi projeksian, yang disusun berdasarkan metode variable costing.
Oleh karena itu dalam perencanaan laba jangka pendek, Hubungan antara biaya, volume & laba memegang peranan penting karena merupakan teknik untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan & biaya terhadap laba untuk membantu manajemen dalam proses penyusunan anggaran. Manajemen mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan yang berakibat terhadap perubahan harga jual, volume penjualan, biaya variabel dan atau biaya tetap yang akhirnya akan berdampak terhadap laba bersih. Dampak terhadap laba bersih ini yang menjadi salah satu pertimbangan penting manajemen dalam memutuskan berbagai usulan kegiatan dalam proses penyusunan anggaran perusahaan.
Alat analisis yang mampu memberikan kontribusi yang sangat besar dalam proses penyusunan anggaran dan berbagai parameter yang bermanfaat untuk perencanaan laba jangka pendek yaitu:
1. Impas
Impas memberikan informasi tingkat penjualan suatu usaha yang labanya sama dengan nol. Paramater ini memberikan informasi kepada manajemen, dari jumlah target pendapatan penjualan yang dianggarkan, berapa pendapatan penjualan minimum yang harus dicapai agar usaha perusahaan tidak mengalami kerugian.
2. Margin of safety
Memberikan informasi berapa volume penjualan yang dianggarkan atau pendapatan penjualan tertentu maksimum boleh turun agar suatu usaha tidak menderita rugi.
3. Shut – down point
Memberikan informasi pada tingkat penjualan berapa suatu usaha secara ekonomis sebaiknya ditutup karena pendapatan penjualannya hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tunai saja.
4. Degree of operating leverage
Memberikan informasi berapa kali lipat presentase tertentu perubahan pendapatan penjualan mengakibatkan perubahan laba bersih.
5. Laba kontribusi perunit (Contribution margin)
Memberikan informasi kemampuan suatu produk dalam memanfaatkan sumber daya yang langka untuk memberikan kontribusi dalam menutup biaya tetap dan menghasilkan laba. (Kelebihan pendapatan penjualan di atas biaya variabel)
Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting bagi manajemen dalam mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan dalam proses penyusunan anggaran perusahaan.
Dalam proses perencanaan laba jangka pendek manajemen memerlukan informasi akuntansi diferensial untuk mempertimbangkan dampak perubahan volume penjualan, harga jual & biaya terhadap laba perusahaan. Analisis impas & analisis biaya-volume-laba merupakan teknik untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek.
a. volume produk yang dijual yang langsung mempengaruhi volume produksi, volume produksi mempengaruhi laba
b. Harga jual produk yang mempengaruhi volyme penjualan
c. Biaya yang menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki
Perencanaan laba jangka pendek dilakukan oleh manajemen dalam proses penyusunana anggaran perusahaan. Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen selalu menghadapi pertanyaan “what if’ yaitu pertanyaan apa yang akan terjadi jika sesuatu dipilih oleh manajemen. Perencanaan laba jangka pendek dapat dilaksanakan dengan mudah jika didasarkan pada laporan laba-rugi projeksian, yang disusun berdasarkan metode variable costing.
Oleh karena itu dalam perencanaan laba jangka pendek, Hubungan antara biaya, volume & laba memegang peranan penting karena merupakan teknik untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan & biaya terhadap laba untuk membantu manajemen dalam proses penyusunan anggaran. Manajemen mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan yang berakibat terhadap perubahan harga jual, volume penjualan, biaya variabel dan atau biaya tetap yang akhirnya akan berdampak terhadap laba bersih. Dampak terhadap laba bersih ini yang menjadi salah satu pertimbangan penting manajemen dalam memutuskan berbagai usulan kegiatan dalam proses penyusunan anggaran perusahaan.
Alat analisis yang mampu memberikan kontribusi yang sangat besar dalam proses penyusunan anggaran dan berbagai parameter yang bermanfaat untuk perencanaan laba jangka pendek yaitu:
1. Impas
Impas memberikan informasi tingkat penjualan suatu usaha yang labanya sama dengan nol. Paramater ini memberikan informasi kepada manajemen, dari jumlah target pendapatan penjualan yang dianggarkan, berapa pendapatan penjualan minimum yang harus dicapai agar usaha perusahaan tidak mengalami kerugian.
2. Margin of safety
Memberikan informasi berapa volume penjualan yang dianggarkan atau pendapatan penjualan tertentu maksimum boleh turun agar suatu usaha tidak menderita rugi.
3. Shut – down point
Memberikan informasi pada tingkat penjualan berapa suatu usaha secara ekonomis sebaiknya ditutup karena pendapatan penjualannya hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tunai saja.
4. Degree of operating leverage
Memberikan informasi berapa kali lipat presentase tertentu perubahan pendapatan penjualan mengakibatkan perubahan laba bersih.
5. Laba kontribusi perunit (Contribution margin)
Memberikan informasi kemampuan suatu produk dalam memanfaatkan sumber daya yang langka untuk memberikan kontribusi dalam menutup biaya tetap dan menghasilkan laba. (Kelebihan pendapatan penjualan di atas biaya variabel)
Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting bagi manajemen dalam mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan dalam proses penyusunan anggaran perusahaan.
Dalam proses perencanaan laba jangka pendek manajemen memerlukan informasi akuntansi diferensial untuk mempertimbangkan dampak perubahan volume penjualan, harga jual & biaya terhadap laba perusahaan. Analisis impas & analisis biaya-volume-laba merupakan teknik untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek.