Escherichia coli ialah bakteri yang berbentuk batang pendek (Basil) tergolong dalam Gram negatif dan hidup dalam saluran pencernaan atau usus baik pada hewan dan manusia. Escherichia coli yang mencemari bahan makanan berasal dari tinja manusia, sehingga keberadaannya pada bahan makanan atau ikan segar menunjukkan adanya ancaman kesehatan pada konsumen (manusia), sebab dapat diartikan bahwa bahan makanan telah tercemar oleh tinja manusia.
Oleh karena itu maka, Escherichia coli dipakai sebagai indikator cemaran yang berbahaya bagi manusia dan hewan.
Ancaman yang dapat membahayakan kesehatan konsumen, sebab beberapa strain Escherichia coli bersifat patogen yang dapat menyerang manusia maupun hewan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan bakteri Escherichia coli memproduksi toxin yang dapat menyebabkan timbulnya gastro enteritis pada manusia dan hewan yang ditandai dengan gejala diare, demam kadang disertai muntah bahkan kematian
Binatang ternak terutama sapi, domba, dan kambing, merupakan reservoar bakteri EHEC. Kotoran hewan yang mengandung bakteri ini dapat mengontaminasi daging atau susu, yang kemudian diolah kurang sempurna.
Sayuran dari kebun-kebun yang diairi air sungai yang terkontaminasi kotoran hewan, juga berpeluang memicu diare. Karena itu, mereka yang gemar memakan sayuran segar atau lalap-lalapan harus mencuci bersih sayuran itu sebelum dimakan. Sedang penggemar produk hewan dianjurkan memanaskan bahan makanan itu secara merata pada suhu yang dianjurkan. Para peternak sapi, domba, atau kambing juga harus selalu mencuci tangan setelah bekerja di kandang ternak.
Para peternaqk untuk mencegah penularan bisa meningkatkan kebersihan kandang sapi maupun rumah potong hewan. “Peralatan, daging dan susu jangan sampai tercemar oleh kotoran yang mengandung bakteri EHEC. Meski diyakini EHEC juga banyak terjadi di negara berkembang termasuk di Indonesia, data infeksi di negara-negara ini belum ada.
Bahaya yang ditimbulkan
Penyakit yang disebabkan oleh Escherichia coli pada manusia menyebabkan gastro enteritis yang ditandai dengan gejala diare, demam kadang disertai muntah bahkan kematian dan menimbulkan berbagai kasus seperti diare akut pada berbagai spesies hewan ternak dan unggas. Pada hewan ternak dan unggas secara ekonomi dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar, seperti penurunan produktifitas, penurunan berat badan, bahkan dapat diikuti dengan kematian.
Pencegahan
Pencegahan penyakit yang disebabkan Escherichia coli dapat dilakukan dengan peningkatan sanitasi kandang, lingkungan, makanan, alat-alat selalu dijaga kebersihannya, pemberian pakan dan suplemen yang baik, klorinasi air minum, pembersihan kandang dan lingkungan secara periodik (terjadwal) kemudian lakukan desinfeksi/fumigasi serta isolasi terhadap hewan yang terinfeksi, pengobatan dilakukan terhadap individu yang terinfeksi.
Pengobatan
Escherichia coli
Bakteri ini dapat menyebabkan terjadinya epidemic penyakit-penyakit saluran pencernaan makanan, seperti kolera, tipus, disentri, diare, dan penyakit cacing. bibit penyakit ini berasal dari feses manusia yang menderita penyakit-penyakit tersebut. indicator yang menunjukkan bahwa air rumah tangga sudah dikotori feses adalah dengan adanya E.coli dalam air tersebut, karena dalam feses manusia baik sakit maupun sehat terdapat bakteri ini.
bakteri E.coli
E.coli dapat menimbulkan pneumonia, endokarditis, infeksi pada luka dan abses pada berbagai organ. bakteri ini juga merupakan penyebab utama meningitis pada bayi yang baru lahir dan penyebab infeksi tractor urinarius (pyelonephritis cysticis) pada manusia yang dirawat di rumah sakit (nosocomial infection). pencegahan infeksi bakteri ini dilakukan dengan perawatan yang sebaik-baiknya di rumah sakit, antara lain: pemakaian antibiotic secara tepat, tindakan antiseptic secara benar.
Penyakit Infeksi Akibat Bakteri Escherichia coli
Escherichia coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman, Theodor Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi hewan. Pada 1885, beliau menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri coli (Escherich 1885) dengan membangun segala perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. Nama “Bacterium Coli” sering digunakan sampai pada tahun 1991. Ketika Castellani dan Chalames menemukan genus Escherichia dan menyusun tipe spesies E. coli. Bakteri ini termasuk ke dalam family Enterobacteriaceae.
Escherichia coli merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik, mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi pertumbuhannya paling sedikit banyak di bawah keadaan anaerob. Pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 37°C pada media yang mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan nitrogen. Escherichia coli memfermentasikan laktosa dan memproduksi indol yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri pada makanan dan air.
Escherichia coli berbentuk besar (2-3 mm), circular, konveks dan koloni tidak berpigemn pada nutrient dan media darah. Escherichia coli dapat bertahan hingga suhu 60°C selama 15 menit atau pada 55°C selama 60 menit.
Penyakit infeksi ini disebabkan oleh bakteri famili Escherichia coli, yaitu:
• Escherichia coli enteropatogenik (EPEC).
• Escherichia coli enterotoksigenik (ETEC) yang memproduksi dua jenis enterotoksin: toksin yang labil terhadap panas (LT) dan toksin yang stabil terhadap panas (ST).
• Escherichia coli enteroinvasif (EIEC).
• Escherichia coli enterohemoragik (EHEC) atau Escherichia coli yang memproduksi verositotoksin (VTEC).
Karakteristik agens
Bakteri gram-negatif yang tidak membentuk spora, berbentuk batang anaerob fakultatif dan tergolong ke dalam famili Enterobacteriaceae. Secara tipikal bakteri yang mesofilik ini akan tumbuh pada suhu sekitar 7—10°C sampai 50°C dengan suhu optimal bagi pertumbuhannya adalah 37°C. Kuman Escherichia coli akan tumbuh pada kisaran pH 4,4—8,5. Nilai aw yang minimal untuk pertumbuhannya adalah 0,95.
Sebagian besar Escherichia coli spp. merupakan penghuni yang tidak berbahaya di dalam usus manusia dan hewan berdarah-panas lainnya; namun, strain yang disebutkan di atas dapat menimbulkan penyakit. EHEC lebih resisten terhadap asam dibandingkan jenis Escherichia coli yang lain.
Masa inkubasi penyakit
• Escherichia coli enteropatogenik: 1—6 hari; sesingkat 12—36 jam.
• Escherichia coli enterotoksigenik: 1—3 hari; sesingkat 10—12 jam.
• Escherichia coli enteroinvasif : 1—3 hari; sesingkat 10—18 jam.
• Escherichia coli enterohemoragik: 3—8 hari dengan median 4 hari.
Gejala -gelaja
a. Infeksi EPEC
Escherichia coli tipe enteropatogenik melekat pada mukosa usus dan mengubah kapasitas absorpsi usus, menyebabkan muntah, diare, nyeri abdomen serta demam.
b. Infeksi ETEC
Efeknya pada kesehatan diperantarai oleh enterotoksin. Gejalanya meliputi diare (yang berkisar dari diare afebril ringan sampai sindrom mirip-kolera dengan diare yang banyak tanpa darah atau mukus), kram abdomen serta muntah, yang kadang-kadang menimbulkan dehidrasi dan syok.
c. Infeksi EIEC
Kelainan inflamasi pada mukosa dan submukosa usus yang disebabkan oleh invasi dan multiplikasi EIEC dalam sel epitel kolon. Gejalanya meliputi demam, nyeri abdomen yang hebat, muntah dan diare cair (pada <10% kasus, tinjanya mungkin mengandung darah dan mengandung mukus).
d. Infeksi EHEC
Kram abdomen, diare cair yang dapat berubah menjadi diare berdarah (kolitis hemoragik). Demam dan muntah juga dapat terjadi.
Gejala sisa
Infeksi akibat bakteri EPEC, ETEC dan EIEC merupakan faktor yang utama malnutrisi pada bayi dan anak-anak di negara berkembang.
Infeksi EHEC dapat menimbulkan komplikasi yang menyebabkan kematian seperti sindrom uremik hemolitik pada sekitar 10% penderita, khususnya pasien anak dan lanjut usia. Sindrom uremik hemolitik ditandai dengan gagal ginjal akut, anemia hemolitik dan trombositopenia. Gejala sisa lainnya meliputi eritema nodosum dan trombotik trombositopenik purpura.
Durasi sakit
• Bakteri EPEC: beberapa hari—beberapa minggu.
• Bakteri ETEC: hingga 5 hari.
• Bakteri EIEC: beberapa hari—beberapa minggu.
• Bakteri EHEC: beberapa hari—beberapa minggu.
Reservoir / sumber
Manusia merupakan reservoir utama EPEC, ETEC dan EIEC. Reservoir untuk EHEC terutama ternak sapi.
Cara penularan
a. Infeksi oleh bakteri EPEC, ETEC, EIEC
Konsumsi makanan dan air minum yang terkontaminasi tinja. Time-temperature abuse pada makanan tersebut memperbesar risiko sakit. Sampai 25% infeksi pada bayi dan anak kecil di negara berkembang disebabkan oleh Escherichia coli khususnya ETEC serta EPEC yang masing-masing ditemukan pada 10—20% dan 1—5% kasus pada pusat-pusat pengobatan. ETEC juga merupakan penyebab utama diare yang diderita wisatawan di negara berkembang.
b. Infeksi EHEC
Terutama ditularkan melalui konsumsi makanan seperti produk daging giling mentah atau kurang matang dan susu mentah dari hewan yang terinfeksi. Kontaminasi tinja pada air dan makanan lain di samping kontaminasi-silang selama penyiapan makanan juga menimbulkan infeksi ini. Contoh makanan yang terlibat meliputi daging giling, susu mentah dan sayuran.
Penularan sekunder (antar manusia) juga dapat terjadi selama periode ekskresi yang berlangsung kurang dari satu minggu pada orang dewasa tetapi bisa sampai tiga minggu pada sepertiga dari anak-anak yang terinfeksi.
Tindakan pengendalian khusus:
• Industri: pengolahan air minum dan sistem pembuangan limbah yang efektif.
• Tempat pengelolaan makanan/rumah tangga: upaya pengendalian khusus yang didasarkan pada pencegahan kontaminasi pada makanan dan air minum baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap materi tinja; memasak makanan dan memanaskannya kembali dengan baik; dan higiene perorangan yang baik.
Untuk infeksi EHEC, upaya pengendaliannya meliputi:
• Industri: iradiasi daging atau pengolahan daging yang baik dengan pemanasan; pasteurisasi/ sterilisasi susu; pengolahan air limbah yang digunakan untuk irigasi.
• Tempat pengelolaan makanan/rumah tangga: memasak daging sampai matang, merebus susu sampai mendidih atau menggunakan susu yang sudah dipasteurisasi; mencuci tangan sebelum mengolah makanan.
Angka kejadian
Kejadian penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Escherichia coli spp ini tersebar di seluruh dunia, prevalensi infeksi Escherichia coli sangat tinggi terdapat di negara berkembang dengan angka perkiraan kejadian lebih dari 100 kasus per 100.000 penduduk. Infeksi EHEC terutama dilaporkan di Argentina, Cili, Eropa (Prancis, Jerman, Italia, Swedia dan Inggris), Jepang dan Amerika Utara.
Keterangan lain
Angka fatalitas kasus untuk infeksi EPEC, ETEC dan EIEC di negara industri diperkirakan kurang dari 0,1%. Angka fatalitas kasus untuk infeksi EHEC sekitar 2%. Angka fatalitas infeksi Escherichia coli pada bayi dan anak-anak jauh lebih tinggi di negara berkembang. Anak-anak dan lansia merupakan populasi yang rentan terhadap infeksi ini dan bisa mengalami bentuk yang lebih parah. Mayoritas kasus EHEC dilaporkan terjadi pada musim panas.