Keputusan pembelian konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranyaz
Jenis keputusan pembelian :
1. Low involvement
yaitu keputusan pembelian yang berlangsung secara cepat,tidak banyak
membutuhkan info untuk membuat keputusan
Contoh : barang kebutuhan
sehari-hari seperti sabun,pasta gigi,dll
2. High involvement
yaitu keputusan pembelian yang melibatkan pencarian informasi terlebih
dahulu karena biasanya produk high involvement memiliki resiko yang tinggi
Contoh : mobil
mewah,saham,rumah mewah
Factor yang mempengaruhi keputusan pembelian :
Faktor Sosial
a. Kelompok
Sikap dan perilaku seseorang
dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada
yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group
terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan
kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang
sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang)
b. Pengaruh Keluarga
Keluarga memberikan pengaruh yang
besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku
pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian
produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh
yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food
c. Peran dan Status
Seseorang memiliki beberapa
kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah role
terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai
dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang
merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat
Faktor Pribadi
a. Gaya
hidup
Pola kehidupan
seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang
tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan
yang sama mungkin saja mempunyai gaya
hidup yang berbeda
b. Kepribadian dan Konsep Diri
personality
adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan
respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang
yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah
beradaptasi, agresif. Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan
perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut
c. Umur dan Tahap Siklus Hidup
Orang-orang merubah barang dan jasa yang
dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot,
dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh
family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering
diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan
yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan
orang-orang yang membeli produk atau servis.
Faktor Psikologis
a. Motivasi
Kebutuhan yang
mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan.
Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada
suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling
mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan,
sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling
mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator,
dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling
penting berikutnya
b. Persepsi
Persepsi adalah
proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi
untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk
berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama
c. Keyakinan dan Sikap
keyakinan adalah
pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. kepercayaan dapat
didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman. Sedangkan sikap adalah
evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif
konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide
Proses pengambilan keputusan konsumen :
1. PENGENALAN KEBUTUHAN
Pengenalan masalah terjadi bila
suatu kebutuhan dirasakan oleh keadaan konsumen. Keadaan konsumen dipengaruhi
oleh stimulasi. persepsi, aspirasi dan lingkungan (seperti kebudayaan, kelompok
acuan, dan gaya
hidup).
Yang mempersulit usaha
pengambilan keputusan ialah bahwa kondisi dan sifat lingkungan itu tidak selalu
dapat diketahui dengan pasti misalnya ketika konsumen menerima stimuli, seperti
harga produk yang sangat mahal, penilaian orang lain terhadap pilihan konsumen
sangat berpengaruh, ancaman fisik, psikologi maupun sosial yang besar akibat
pemakaian produk, konsekuensi untuk menghentikan pemakaian produk lain yang
disukai, dan hasil pemakaian masih belum dapat terbukti maka konsumen akan
memiliki persepsi bahwa produk tersebut berisiko. Persepsi konsumen adalah
menentukan hasil evaluasi pasca pembeliannya.
2. PENCARIAN INFORMASI
Setelah mengindentifikasi
masalah, konsumen memulai proses pencarian untuk memperoleh informasi mengenai
produk-produk yang mungkin mengeliminasi masalah tersebut. Para
peneliti mendapatkan bahwa ada dua jenis proses pencarian konsumen yaitu
pencarian internal dan eksternal.
Pencarian internal (internal
search) adalah usaha konsumen untuk memanggil kembali memori informasi jangka
panjang mengenai merk-merk produk atau jasa yang dapat memecahkan masalah
mereka. Yang kemudian nantinya mereka atau konsumen akan memisahkan produk dan
merk-merk tersebut kedalam tiga kategori :
a. Perangkat pertimbangan atau
perangkat yang dibangkitkan (consideration set), yaitu merk-merk atau
produk-produk yang dapat diterima konsumen
b. Perangkat lamban (inert set),
yaitu merk-merk atau produk-produk diacuhkan oleh konsumen.
c. Perangkat tak layak (inept
set), yaitu merk-merk atau produk-produk dianggap tidak layak.
Pencarian eksternal adalah
(external search) adalah meliputi akuisisi informasi dari sumber-sumber luar,
seperti teman, periklanan, pengepakan, laporan konsumen dan personil penjualan.
Para konsumen terlibat dalam suatu pencarian
eksternal dengan tujuan memperoleh informasi yang cukup untuk
mengindentifikasikan dan membandingkan alternatif.
Identifikasi jenis-jenis informasi
yang dicari konsumen dalam pencarian eksternal, meliputi ;
a. Merek-merek yang alternatif
yang tersedia
b. Kriteria evaluatif yang
membandingkan merek
c. Pentingnya berbagai kriteria
evaluatif
d. Informasi yang membentuk
keyakinan ; atribut yang dimiliki merk dan manfaat yang diberikan berbagai
atribut.
3. EVALUASI MEREK
Inti dari pengambilan keputusan
ialah terletak dalam perumusan berbagai alternative. Pada tahap evaluasi
alternatif dari proses pemilihan atau akuisisi, konsumen membandingkan pilihan
yang di indentifikasikan sebagai cara yang potensial mampu memecahkan masalah
yang mengawali proses keputusan. Ketika membandingkan pilihan ini, konsumen
membentuk keyakinan, sikap, dan tujuan mengenai alternatif yang dipertimbangkan
serta memperhitungkan situasi, kondisi, waktu dan ruang.
Memori, Arti, dan Menilai
Kebaikan/Keburukan. dalam mempertimbangkan hasil yang mungkin didapat dari
suatu keputusan, para konsumen juga mengingat kembali memori semantic dari
peristiwa-peristiwa serupa di masa lalu (Nostalgia). Memori semantic ini
memberi arti yang sangat mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan
menilai kebaikan atau keburukan berbagai alternatif yang dihadapi mereka.
Nostalgia mengacu pada “keinginan masa lalu, rindu akan hari kemarin, atau
kebanggaan atas milik dan kegiata yang berhubungan dengan masa lalu”.
Bagaimana nostalgia mempengaruhi
penentuan seseorang tentang kebaikan atau keburukan suatu pilihan? Karena
nostalgia mengingat pada pengalaman masa lalu yang lebih menyenangkan daripada
sesungguhnya, bila suatu merk dapat berhubungan dengan jenis memori positif ini,
maka pengaruh positif dari memori akan diaihkan ke merk.
BEBERAPA KENDALA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Kendala yang paling kuat
dampaknya sesungguhnya bersumber pada diri pengambilan keputusan yang
bersangkutan sendiri. Kendala yang paling sering menampakkan diri adalah
ketidakmampuan seseorang bertindak tegas. Contohnya :
a. Kegagalan di masa lalu
Dalam karier seseorang sebagai
contohnya, tidak seorangpun yang mencapai nilai keberhasilan seratus persen. Ada saja tindakan dan
keputusan yang diambil yang tidak mendatangkan hasil yang diharapkan.
Pengalaman pahit demikian tidak jarang menjadi kendala dalam pengambilan
keputusan, dan bahkan begitu menghantui seseorang sehingga ia menjadi takut
atau ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
b. Konsultasi yang berlebihan
Proses pengambilan keputusan
dapat menjadi sangat lamban apabila seorang pengambil keputusan melakukan
banyak konsultasi dengan berbagai pihak. Proses konsultasi bukan saja perlu
tetapi harus dilakukan, alasan nya ialah bahwa dalam menghadapi situasi
problematik , kemampuan seseorang yang terbatas tidak memungkinkan memecahkan
masalah tersebut secara tuntas betapa tinggi kemampuannya.
c. Faktor ketidakpastian
Tidak dapat disangkal bahwa
ketidakpastian merupakan salah satu kendala yang dihadapi dalam pengambilan
keputusan. Karena itu kemampuan memperhitungkan dan mengatasi kendala tersebut.
Ketidakpastian itu menjadi kendala karena :
1) Kurangnya keyakinan dalam diri
pengambil keputusan tentang hasil yang akan diperoleh dari keputusannya.
2) Preferensi pribadi yang
bersangkutan atas alternatif yang mungkin ditempuh, yang bisa saja berbeda dari
alternatif yang ditemukan melalui pendekatan ilmiah.
3) Si pengambil keputusan ragu
apakah keputusan baru diperlukan.
d. Pemahaman yang tidak tepat tentang
peranan informasi
Pemahaman yang tidak tepat
tentang peranan informasi dalam proses pengambilan keputusan dapat menjadi
kendala yang harus disingkirkan. Tidak jarang terdengar keluhan para pengambil
keputusan mengatakan , bahwa mereka tidak mengambil keputusan karena mereka
tidak memiliki informasi yang cukup. Bukan merupakan peritiwa yang ganjil jika
seorang pengambil keputusan menggunakan dalih terlalu banyak informasi sebagai
alasan untuk tidak cepat mengambil keputusan.
4. PEMBELIAN
Setelah mengevaluasi semua
alternatif, langkah konsumen berikutnya dalam proses pengambilan keputusan
adalah membuat pilihan. Para konsumen memilih
merk atau jasa alternatif, dan mereka juga menentukan pilihan diantara
toko-toko. Dalam proses pilihan konsumen, konsumen juga dapat memilih
alternatif yang tidak dapat dibandingkan (noncomperable alternatives).
Misalnya, orang dapat memilih antara menjalani liburan yang mahal dengan
membeli mobil, atau membeli perhiasan dan sebagainya.
Bagaimana orang menentukan
pilihannya sangat dipengaruhi oleh jenis proses keputusan dimana mereka
terlibat. Proses pilihan akan berbeda bila konsumen menggunakan pendekatan
keterlibatan tinggi dibandingkan dengan keterlibatan rendah. Demikan pula bila
para konsumen menggunakan orientasi pengalaman, maka proses pilhan akan
berubah.
5. EVALUASI PASCA PEMBELIAN
Model proses pasca pembelian
konsumen, meliputi 5 tahap utama :
a. pemakaian atau konsumsi produk
b. kepuasan atau ketidakpuasan
konsumen
c. perilaku keluhan konsumen
d. disposisi barang
e. pembentukan kesetiaan merk
Selama tahap konsumsi, konsumen
menggunakan dan mempelajari produk, pemakaian produk meliputi tindakan dan
pengalaman yang terjadi pada periode waktu dimana seorang konsumen secara
langsung menggunakan barang atau jasa.
Tahap ini kemudian diikuti oleh
pengembangan kepuasan atau ketidakpuasan akan produk. Tingkat kepuasaan/
ketidakpuasan dipengaruhi oleh evaluasi konsumen.
Bila konsumen merasa tidak puas
dengan kinerja produk, mereka dapat mengeluhkannya kepada pengecer atau pabrik
atau layanan konsumen.
Dua tahap akhir dari tahap
pascaakuisisi meliputi disiposisi barang/produk yang pada dasarnya seorang
konsumen mempunyai strategi disposisi untuk memilih setelah menggunakan produk
selama beberapa periode waktu, apakah produk atau barang tersebut akan
disimpan, dibuang, dijual atau diberikan. dan yang terakhir dari proses
pascaakuisisi yaitu mereka membentuk kesetiaan merk serta niat untuk membeli di
masa depan atau mendatang.
Perspektif keterlibatan Rendah
(low involvement)
Perilaku pembelian keterlibatan
rendah terjadi ketika konsumen dalam pembeliannya tidak begitu terlibat,
artinya konsumen tidak terlalu memikirkan merek produk apa yang harus
dibelinya, di toko mana harus beli dan hal-hal lain yang terkait dengan
pembelian. Bagi konsumen yang tidak begitu terlibat dalam pembeliannya, mereka
tidak menjadi masalah yang penting kepuasaan minimalnya terpenuhi seperti
sabun, pasta gigi, kebanyakan orang tidak begitu mempermasalahkan mereknya .
(sumber:http://www.community.gunadarma.ac.id/.../title_pengaruh-perilaku-konsumen/)
(sumber:http://www.community.gunadarma.ac.id/.../title_pengaruh-perilaku-konsumen/)